Jumat, 02 Februari 2018

PENGARUH GIZI TERHADAP PENGETAHUAN ASUPAN ZAT BESI SERTA MENINGKATNYA KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kehamilan didefinisikan sebagai penyataan dari spermatozoa dan ovum dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Lamanya hamil normal berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihiung dari hari pertama haid terakhir (Hanifa Winknjosastro,2010). Pada masa kehamilan sangat perlu dibutuhkan penambahan vitamin seperti halnya zat besi guna untuk peningkatan hemoglobin. Zat besi adalah suatu suplemen panambah darah yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil guna mencegah terjadinya anemia selama kehamilan. Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Hemoglobin (Hb) dalam darah. Selanjutnya hasil yang didapat kita bandingkan dengan standar Hb normal Ibu hamil sesuai dengan usia kandungannya.
 Masalah gizi di Indonesia dan di negara yang berkembang masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah anemia, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin (KVA) dan masalah obesitas terutama di kota-kota besar (Supariasa, 2002).
Masalah gizi di sebabkan oleh berbagai faktor baik faktor secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu faktor secara tidak langsung adalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk memenuhi kebutuhan zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh (Soekirman, 2000).
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi ibu hamil karena mereka banyak yang mengalami defisiensi zat besi. Anemia berperan pada peningkatan prevalensi risiko kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi, secara keseluruhan 45% anemia terjadi pada ibu hamil di negara berkembang (Fatmah, 2007).
Anemia pada wanita hamil dapat meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat. Berdasarkan profil kesehatan provinsi Sulawesi Selatan tahun 2009, di Indonesia prevalensi anemia pada ibu hamil meningkat menjadi 70% dan penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Amiruddin pada tahun 2004 sekitar 83,6% ibu hamil yang mengalami anemia yang lokasi penelitiannya di
8 Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Persentase anemia pada ibu hamil terus meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan, pada trimester I 8% anemia pada ibu hamil, trimester II 12 % dan pada trimester III 29%.
Prevalensi anemia ibu hamil berdasarkan Depkes di Kabupaten Pinrang tahun 2007 terdapat 11 orang ibu hamil dengan anemia berat, tahun 2008, 60 ibu hamil, tahun 2009 125 ibu hamil dan tahun 2010 sebanyak 1432 (16,94%) ibu hamil dengan anemia berat. Berdasarkan profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Mattombong mengalami peningkatan dari tahun 2009 ibu hamil dengan anemia sebanyak 20 orang (30%) meningkat pada tahun 2010 yaitu sekitar 37 ibu hamil dengan anemia (51,38%) dan sebanyak 52 ibu hamil dengan anemia (40,94%) dengan anemia dari 127 sampel.
Mengingat dampak anemia, khususnya dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia, maka diperlukan suatu metode dalam pemecahan masalah anemia pada ibu hamil salah satunya adalah dengan pendidikan gizi melalui penyuluhan pada masyarakat yang berorientasi pada perubahan-perubahan pola menu dan kebiasaan masyarakat yang mengarah kepada pencapaian kemandirian masyarakat dengan kerja sama yang baik antara pemerintah daerah, masyarakat dengan petugas kesehatan (Setyaningsih, 2008).
1.2  Rumusan Masalah
Adakah pengaruh gizi terhadap pengetahuan asupan zat besi serta meningkatnya kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia.
1.3  Tujuan
1.3.1        Tujuan Umum
Penelitian ini untuk menganalisis adanya pengaruh penyuluhan gizi terhadap pengetahuan zat besi serta peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia.
1.3.2        Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian laporan tugas akhir antara lain :
1.      Untuk mengidentifikasi karakteristik responden.
2.      Untuk mengidentifikasi tingkat kepatuhan dan pengetahuan zat besi serta peningkatan hemoglobin paa ibu hamil dengan anemia.
1.4  Manfaat
1.4.1        Manfaat bagi responden
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai diteksi dini adanya komplikasi pada ibu hamil dengan anemia yang disebabkan kurangnya pengetahuan zat besi serta peningkatan kadar hemoglobin.
1.4.2        Manfaat bagi akademik
Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah pengetahuan serta sebagai acuhan bagi akademik dalam penyusunan tugas akhir atau penelitian yang menggunakan pembelajaran pendampingan untuk meningkatkan minat belajar dan prestasi sert sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapat dibangku kuliah dan dilahan praktek.




























BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Teori
2.1.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester III
            Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama terakhir haid. Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan pertama dimulai 3 bulan, triwulan kedua dari ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga bulan ke-7 sampai 9 bulan. (sarwono prawirharjo,2009)
Kehamilan trimester III adalah trimester terakhir kehamilan, pada periode ini pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40 minggu. Janin dan ibu sedang berada dalam tahap penyempurnaan (L.B.G Manuaba, LA.Chandranita Manuaba, I.B.G.Fajar Manuaba,2010).
2.1.2        konsep Dasar Zat Besi dan Kadar Hemoglobin.
Zat besi adalah suatu suplemen panambah darah yang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil guna mencegah terjadinya anemia selama kehamilan. Zat besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa.
Zat besi merupakan mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah (hemoglobin). Selain itu, mineral ini juga berperan sebagai komponen untuk membentuk mioglobin (protein yang membawa oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat di tulang, tulang rawan, dan jaringan penyambung), serta enzim. Zat besi juga berfungsi dalam sistem pertahanan tubuh.
Tablet yang mengandung zat besi dewasa ini banyak jenis obat yang mengandung zat besi yang ditawarkan oleh tenaga kesehatan beberapa contoh seperti etabion, sangobion, feroplek, farmobion.  Kebutuhan atau dosis zat besi perhari
Kebutuhan atau dosis zat besi dari setiap tingkat umur dan jenis kelamin berbeda-beda. Wanita membutuhkan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 – 80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besis sebanyak 30 – 40 mgr. Dosis yang dianjurkan untuk diminum adalah 1 x 1 tablet perhari sesuai dosis yang dianjurkan. Tetapi apabila terjadi anemia berat dosis bisa dinaikkan menjadi 2 x 1 tablet yang di minum.
Angka kecukupan zat besi yang dianjurkan untuk Indonesi sebagai berikut:
Bayi                              : 3-5 mg
Balita                            : 8-9 mg
Anak sekolah               : 10 mg
Remaja laki-laki           : 14-17 mg
Remaja perempuan      : 14-25 mg
Dewasa laki-laki          : 13 mg
Dewasa perempuan     : 14-26 mg
Ibu hamil                     : + 20 mg
Ibu menyusui              : + 2 mg
2.2 kehamilan dengan anemia disebabkan kurangnya pengertian serta kurangnya asupan zat besi .
Saat hamil kebutuhan zat besi sangat meningkat. Beberapa literatur mengatakan kebutuhan tersebut mencapai dua kali lipat dari kebutuhan sebelum hamil. Dari jumlah zat besi yang perlu ditimbun oleh tubuh untuk persediaan cadangan zat besi yaitu 1040 mg, ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi zat besi minimal 90 tablet selama hamil. Namun, bukan berarti selama hamil ibu hanya mengkonsumsi selama tiga bulan usia kehamilan namun itu adalah nilai minimal. Hal ini terjadi karena selama hamil, volume darah meningkat sampai 50%, sehingga perlu lebih banyak zat besi untuk membentuk hemoglobin. Selain itu, pertumbuhan janin dan plasenta yang sangat pesat juga memerlukan banyak zat besi.
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdorong dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi diperlukan untuk meningkatkan masa hemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg akan diekskresikan lewat usus, urin, dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8 – 10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20 – 25 mg zat besi perhari. Selama hamil dengan perhitungan 288hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.
Sumber lain mengatakan, kebutuhan ibu hamil akan meningkat (untuk pembentukan plasenta dan sel darh merah) sebesar 200 – 300%. Perkiraan besar zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg Fe ditransfer ke janin.dengan 50 – 75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan.
Besarnya angka kejadian anemia ibu hamil pada trimester I kehamilan adalah 20%, trimester II sebesar 70%, dan trimester III 70%. Hal ini disebabkan karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan perumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester II dan III, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35% ini sebanding dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak utnuk janin. Sedangkan saat melahirkan perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat proses melahirkan yang mengeluarkan darah banyak. Sampai saat melahirkan wanita, hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.
selama hamil, asupan zat besi harus ditambah sebanyak 20 mg/hari. Hal ini mengingat selama kehamilan, volume darah pada tubuh ibu meningkat 40-60% untuk memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai makanan serta oksigen pada janin melalui plasenta(Dwi Sarbini SST MKes)
kekurangan asupan gizi pada trimester I dikaitkan dengan tingginya kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat bayi. Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester II dan III dapat menghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usia kehamilannya. Contoh konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terbilang paling sering dialami saat hamil. “Kekurangan zat besi adalah yang paling sering dialami oleh ibu hamil,” jelasnya. Gangguan ini membuat ibu mengalami anemia alias kekurangan sel darah merah. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan anemia, selain kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran, Pusing, lemah, tampak pucat, sulit berkonsentrasi merupakan beberapa contoh gejala kekurangan darah.
Kadar Hb Normal pada Ibu hamil WHO telah memberikan patokan berapa kadar Hb normal pada ibu hamil, sekaligus memberikan batasan kategori untuk anemia ringan dan berat selama kehamilan: Normal: Hb > 11 gr/dl. Anemia Ringan: Hb 8-11 gr/dl Anemia Berat: 7 Hb < gr/dl
 Adapun Kadar Hb Normal pada Ibu hamil sesuai usia kehamilan adalah:
Wanita dewasa (tidak hamil): 12–15.8 gr/dl
Hamil trimester pertama: 11.6–13.9 gr/dl
Hamil trimester kedua: 9.7–14.8 gr/dl
Hamil trimester ketiga: 9.5–15.0 gr/dl tabel
Ibu hamil memiliki risiko yang tinggi untuk terkena anemia (kadar Hb rendah). Kondisi paling umum adalah anemia kekurangan zat besi, suatu kondisi di mana ibu hamil tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap sel di dalam jaringan tubuh. Zat besi (iron) merupakan bahan baku utama untuk membuat hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke jaringan. Selama kehamilan, volume darah bertambah banyak untuk mengakomodasi perubahan dalam tubuh dan membantu bayi agar mendapat pasokan darah yang cukup serta membentuk sel-sel darah pada janin. Atas dasar inilah kebutuhan ibu hamil akan zat besi sangat meningkat bahkan hingga dua kali lipat dibanding saat tidak hamil. Oleh sebab itu, apabila asupan makanan tidak dapat mencukupi kebutuhan zat besi Ibu Anemia defisiensi besi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur atau bayi dengan berat lahir rendah. Di samping itu, akan mempengaruhi kualitas hidup dari sang ibu itu sendiri. Betapa tidak, ketika anemia melanda sudah barang tentu akan membuat lemas, sering mengantuk, pusing, jantung berdebar-debar, mata berkunang-kunang, dan bahkan bisa sampai pingsan. Perlu diingat bahwa beberapa gejala anemia bisa mirip dengan gejala kehamilan pada umumnya. Terlepas apakah Anda mengalami gejala di atas atau tidak, Ibu hamil harus menjalani tes darah untuk melihat kadar Hb selama kunjungan prenatal pertama dan biasanya sekali lagi selama kehamilan. Mengonsumsi vitamin prenatal yang mengandung zat besi dapat membantu mencegah dan mengobati anemia selama kehamilan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan suplemen zat besi yang terpisah. Agar Hb selalu normal selama kehamilan, Anda perlu 27 miligram zat besi per hari. Nutrisi yang baik juga dapat mencegah anemia selama kehamilan. Sumber makanan kaya zat besi, termasuk daging merah (sapi dan kambing), unggas dan ikan. Pilihan lainnya termasuk besi sereal, kacang-kacangan dan sayuran. Lebih lanjut, baca: Sumber Makanan yang Mengandung Zat Besi Zat besi dari produk hewani, seperti daging, paling mudah diserap. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber makanan dan suplemen, diperlukan juga asupan vitamin C yang cukup bisa bersumber dari buah-buahan atau olahannya, seperti jus jeruk, jus tomat atau stroberi. Jika Anda menggunakan suplemen zat besi dengan jus jeruk, hindari makanan yang diperkaya dengan kalsium. Meskipun kalsium merupakan nutrisi penting selama kehamilan, kalsium bisa mengurangi penyerapan zat besi




















BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang bermukim di wilayah kerja Puskesmas Mattombong, Kabupaten jawa timur yang berjumlah 127 sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut:
1. Ibu hamil trimester I, II dan III
2. Ibu hamil yang memiliki kadar Hb <11 gr/dl
3. Ibu hamil yang tidak patuh dalam mengonsumsi tablet Fe
4. Ibu hamil yang bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.
Setelah sampel dihomogenkan selanjutnya sampel tersebut dibagi menjadi 2 bagian yaitu sampel sebagai intervensi dan sampel sebagai control dengan cara merandom semua sampel yang berjumlah 40 sampel.
3.2  Jenis Data
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian static group Comparison design yaitu rancangan yang terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen menerima perlakuan dan kelompok kontrol yang diikuti dengan pengukuran kedua atau observasi. Kelompok perlakuan dalam penelitian ini adalah kelompok yang mendapat penyuluhan gizi, sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok tidak mendapat penyuluhan. Intervensi dilakukan selama 1 bulan dengan frekuensi 1 kali/minggu tiap kelompok yang terdiri dari 5 ibu hamil pada kelompok perlakuan. Alat bantu yang digunakan adalah leaflet yang diperbesar untuk memudahkan penyampaian materi penyuluhan.

3.3 Teknik Pengambilan Data
Data tingkat pengetahuan ibu hamil dikumpulkan dengan cara sampel menjawab kuesioner yang diberikan kemudian dihitung rata-rata jawaban dari semua sampel, selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan kriteria objek, dikumpulkan sebelum penyuluhan dilakukan sebagai data awal dan setelah selesai intervensi dilakukan selama satu bulan data pengetahuan dikumpulkan kembali sebagai data akhir.
Data asupan protein dan zat Fe ibu hamil dikumpulkan dengan menggunakan teknik “food recall” 2×24 jam. Data asupan protein dan zat besi dikumpulkan sebelum penyuluhan dilakukan sebagai data awal dan setelah intervensi selama satu bulan dikumpulkan kembali sebagai data akhir.
Gambaran umum lokasi penelitian, jumlah ibu hamil yang ada di Puskesmas Kecamatan Mattombong, Kabupaten Pinrang, dikumpulkan dengan cara observasi langsung dan menyalin langsung data yang ada serta data kadar Hb dikumpulkan sebelum dan sesudah intervensi dilakukan dengan menggunakan alat digital dengan merek Easy Touch GCHb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar